Sabtu, 20 Juni 2009

Menyisipkan File Eksternal ke dalam document

Anda bisa menggabungkan beberapa dokumen Word ke dalam satu dokumen saja. Dengan cara copy-paste biasa—buka dokumen sumber, salin isinya, lalu paste di dokumen baru—adalah cara yang bisa saja dilakukan, tapi tidak efisien. Jika Anda ingin menyisipkan seluruh isi dokumen sumber ke dokumen utama Anda akan jauh lebih efisien dalam hal waktu jika Anda menggunakan fasilitas menyisipkan file.

Untuk melakukan trik ini, pertama bukalah dokumen baru. Setelah itu, letakkan kursor di bagian yang ingin disisipi dengan isi dokumen lain dan klik menu [Insert] > [Object] > [Text from File...]. Tentukan lokasi dokumen yang isinya ingin diambil lalu klik [Insert] untuk menyisipkan isi file tersebut. Hasilnya dapat segera Anda lihat.

Penyisipan isi dokumen dengan cara ini tentu akan lebih mudah dilakukan ketimbang Anda harus membuka file dokumen lalu menyalin isinya. Dengan begini, waktu Anda pun tidak akan banyak terbuang.

Mampukah Power Supply anda


Sebuah PC terbentuk dari motherboard, prosesor, hard disk, monitor, DVD-ROM, kartu grafis, serta kartu suara. Dua yang terakhir itu bisa on-board. Semua komponen itu perlu listrik untuk bekerja. Makanya, ada satu komponen lagi yang bertugas menyediakan listrik bagi semua perangkat yang ada. Ialah power supply.

Banyak sekali jenis power supply berdasarkan daya yang bisa disediakannya. Ada power supply 500 Watt, 550 Watt, atau 650 Watt. Yang lebih kecil 500 Watt ada, yang lebih besar dari 650 Watt pun banyak.

Jenis power supply tidak bisa dipilih sebarangan. Mudahnya sih beli saja yang Watt-nya besar, misalnya 1000 Watt. Semestinya semua komponen kebagian listrik.

Tapi, apa benar daya yang dibutuhkan seluruh komponen demikian besar? Power supply dengan tenaga lebih itu harganya tidak murah loh. Kalau power supply yang demikian kuat cuma dipakai untuk PC yang komponennya tidak butuh listrik banyak (misalnya kebanyakan komponen yang on-board), namanya buang-buang uang.

Tapi jangan pula asal beli yang angkanya kecil untuk mengirit uang. Lah, kalau power supply-nya loyo, sementara komponen yang harus diberi tenaga demikian banyak, PC enggak bisa menyala dengan benar. Intinya, pilihlah power supply yang sesuai spesifikasi PC. Sesuai berarti lebih besar sedikit dari kebutuhan komponen.

Tak perlu bingung untuk mengetahui besarnya daya power supply yang dibutuhkan. Jumlahkan daya yang dibutuhkan motherboard, prosesor, hard disk, kartu grafis, kartu suara, dan komponen lain. Angka yang didapat itulah daya power supply yang dibutuhkan.

Apa Anda bingung? Bagaimana tahu daya suatu komponen? Jangan bingung. Caranya mudah. 1. Sebelumnya, buatlah daftar seluruh perangkat keras yang Anda gunakan. Utamakan perangkat keras yang tercolok ke motherboard, seperti motherboard, memori, prosesor, hard disk, kartu grafis, dan kartu suara. Dua yang terakhir itu tak perlu didaftarkan kalau on-board. Perangkat sebangsa printer, modem eksternal, atau speaker pun tak perlu didaftarkan.

2. Setelah daftar terbuat, kunjungi situs web beralamat http://extreme.outervision.com/psucalculatorlite.jsp. Masukkan semua data yang dibutuhkan berdasarkan daftar yang sudah Anda buat. Anda memang perlu tahu sekilas data teknis perangkat keras yang digunakan, misalnya tipe prosesor sampai angka buntut-buntutnya. Tak sekadar Intel Core 2 Duo, misalnya, tapi Anda harus tahu pula Core 2 Duo E6650 2330 MHz Conroe atau Core 2 Duo E6700 2660 MHz Conroe. Tenang saja, spesifikasi detail itu bisa dilihat pada kotak yang membungkus perangkat.

3. Kalau semua perangkat sudah dimasukkan, klik [Calculate]. Sip, tunggu sebentar sampai situs web selesai menghitung. Situs web akan menyarankan besarnya power supply yang dibutuhkan. Biasanya, situs web menganjurkan power supply yang sedikit lebih besar dari kebutuhan. Tak apa. Memang seharusnya begitu. Lebih sedikit tak apa, asal jangan kurang. Karena kalau kurang, komputer bisa tidak menyala.

Lagipula, power supply yang diaku-aku memiliki daya 500 Watt, belum tentu memiliki daya penuh 500 Watt. Power supply bekerja lebih efisien ketika dipakai 30 sampai 70 persen dari daya maksimumnya. Ketika Anda menghitung jumlah daya yang dibutuhkan seluruh komponen pada komputer, Anda wajib mengalikan angka itu dengan 1,5. Angka yang Anda dapatkan itulah daya power supply yang sebaiknya Anda miliki.

TIP: Si Penyalur Daya Listrik

Tanpanya, komputer cuma kotak metal dan plastik yang harganya kelewat tinggi. Tanpa siapa sih? Tanpa power supply, tentunya.

Power supply merupakan perangkat yang penting. Ingat, bukan yang paling penting. Sebagai sebuah sistem, komputer terbentuk dari berbagai komponen yang bekerja bahu-membahu. Semua komponen penting. Tanpa power supply, komputer boro-boro bisa dipakai main game, menyala saja tak bisa. Tanpa motherboard, mau dicolok ke mana perangkat-perangkat lain? Tanpa prosesor, siapa yang menghitung? Tanpa memori? Tanpa hard disk? Tak mungkin komputer bisa dipakai. Jadi sekali lagi, semua komponen penting.

Kembali ke power supply. Power supply merupakan perangkat yang menyediakan daya listrik ke komponen. Perangkat yang biasanya terletak di pojok atas casis komputer ini mengubah listrik AC menjadi DC yang dibutuhkan berbagai komponen. Power supply dapat dikenali dengan adanya kipas, tempat kabel tercolok, dan kabel berwarna-warni yang menjulur. Kipas dan tempat kabel tercolok dapat dilihat meski power supply sudah terpasang. Kabel mungkin tak terlihat ketika casis ditutup.

Colokan pada ujung kabel menandakan besarnya tegangan DC. Power supply mengubah tegangan AC 220 volt menjadi beberapa tegangan DC yang lebih rendah. Tegangan DC yang tersedia biasanya 3,3 volt, 5 volt, dan 12 volt. Tak setiap perangkat bisa menggunakan semua tegangan. Misalnya, colokan tegangan 12 volt biasanya digunakan untuk hard disk dan kipas pendingin. Colokan 5 volt dan 3,3 volt digunakan untuk sirkuit digital pada motherboard.

Colokan di ujung kabel dibuat unik untuk setiap tegangan. Hal ini untuk mencegah pemilik komputer salah colok dan mengakibatkan kerusakan komponen.

Standarisasi

Segala hal yang berkaitan dengan power supply sudah standar. Itu hal yang bagus. Mengapa? Nanti Anda tahu sendiri.

Saat ngomong soal power supply, orang sering menyebut “ATX”. Apa sih maksudnya? ATX itu merupakan salah satu standar. Saat ini power supply dibuat untuk kompatibel dengan casis ATX dan motherboard ATX.

Kabel-kabel pada power supply pun sudah standar. Begitu pula colokan di ujung kabel. Di sinilah hal bagus itu. Kita bisa ganti-ganti power supply tanpa perlu khawatir power supply yang baru dibeli tak bisa dicolok ke komputer.

Hitung-Hitung Daya

Kekuatan power supply dihitung berdasarkan daya dalam satuan Watt (apa lagi satuan daya kalau bukan Watt?). Ketika komputer menyala, semua komponen butuh daya listrik. Power supply harus mampu menyediakan daya untuk semua komponen. Berikut adalah tabel yang menyajikan kisaran kebutuhan daya beberapa komponen komputer. PCplus mengutip tabel ini dari situs web PC Power & Cooling.

Komponen & Kisaran Kebutuhan Daya

AGP Video Card: 30W - 50W
PCI Express Video: 100W - 250W
Average PCI Card: 5W - 10W
DVD/CD –ROM: 20W - 30W
Hard Drive: 15W - 30W
Case/CPU Fans: 3W (ea.)
Motherboard: 50W - 150W
RAM: 15W per 1GB
Processor: 80W - 140W

Membangun Router di rumah dengan Ubuntu

Banyak rumah saat ini sudah memiliki akses Internet mandiri. Beberapa di antaranya bahkan telah menggunakan koneksi broadband dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Pertanyaannya, bisakah koneksi Internet tersebut dibagi-pakai ke banyak PC atau notebook di rumah? Jawabnya bisa, dengan router!

Router yang akan dibuat — meskipun untuk kelas rumahan — dijamin memiliki kestabilan dan keamanan kelas enterprise karena didukung dengan sistem operasi Linux. Eits, jangan alergi dulu dengan Linux. Linux yang ini sengaja dipilih dari distro Ubuntu Desktop — distro Linux termudah dan banyak digunakan sebagai terminal kerja. Kami jamin, Anda enggak bakal bertemu dengan perintah baris Linux yang banyak ditakuti oleh pengguna awam.

Di sini kita akan menggunakan Linux Ubuntu Desktop versi 8.10 (Intrepid Ibex). Namun pengguna Ubuntu versi di bawahnya juga tetap dapat mengikuti langkah yang sama. Oh ya, router yang akan kita buat menggunakan aplikasi Firestarter (www.fs-security.com) yang punya lisensi gratis 100%. Aslinya, aplikasi ini adalah sebuah firewall dengan fitur router. Jadi router Anda nantinya akan memiliki fasilitas firewall. Asyik, kan?

Mari kita mulai. Sebagai langkah awal, siapkan PC yang sudah ter-instal Ubuntu dan memiliki koneksi Internet aktif sehingga Anda bisa browsing di sana. Jangan lupa sediakan pula sebuah kartu jaringan tambahan untuk menghubungkan Ubuntu ke jaringan lokal.

Instalasi Komponen Utama

 
1. Ada dua komponen utama yang harus di-instal sebelum kita dapat memfungsikan PC sebagai router, yaitu Firestarter dan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol). Komponen DHCP hanya perlu di-instal jika Anda ingin alamat IP dialokasikan otomatis kepada klien. Jika ingin melakukan konfigurasi alamat secara manual, DHCP tidak wajib di-instal. Untuk meng-instal Firestarter dan DHCP, klik menu System > Administration > Synaptic Package Manager (SPM). Kemudian masukkan password root Ubuntu Anda (jika diminta).

2. Dari jendela SPM, manfaatkan fasilitas “Quick Search” untuk mencari paket Firestarter. Jika sudah ketemu, klik kotak kecil di sebelah paket Firestarter dan pilih “Mark for Installation”.

3. Selanjutnya, dengan cara yang sama, lakukan pencarian untuk paket DCHP. Jika SPM menyajikan banyak pilihan, pastikan Anda memilih paket “dhcp3-server”. Klik kembali kotak kecil dan pilih “Mark for Installation”. Kemudian klik tombol “Apply” dengan ikon centang hijau yang ada di atas. Sisanya biar Linux yang mengerjakan.

Konfigurasi Router

 
4. Jika instalasi berjalan dengan mulus, langkah berikutnya adalah melakukan konfigurasi Firestarter agar semua koneksi dari klien bisa diteruskan ke Internet. Jalankan Firestarter dari menu Applications > Internet > Firestarter dan masukkan password root Ubuntu jika diminta.

5. Dari jendela utama Firestarter, klik menu Preferences di bagian atas (pastikan tab “Status” aktif), kemudian pilih Network Setting. Perhatikan 2 kotak drop-down yang ada di sana. Kotak drop-down paling atas adalah antarmuka jaringan yang terkoneksi dengan Internet. Jika menggunakan kartu jaringan Ethernet, antarmuka yang ditunjukkan kemungkinan besar adalah “eth0”. Sementara kotak drop-down kedua menunjukkan antarmuka untuk jaringan lokal.

6. Jika sudah ditentukan mana jaringan Internet dan lokal, Anda tinggal mengaktifkan (centang) opsi “Enable Internet connection sharing” dan “Enable DHCP for the local network” (alokasi IP klien otomatis). Rentang alokasi IP menggunakan DHCP juga bisa Anda tentukan sendiri, dengan mengklik tanda panah hitam di sebelah opsi “DCHP server details”. Opsi lain di jendela ini bisa dibiarkan apa adanya, karena kita tidak terlalu membutuhkannya.

7. Setelah semua selesai disetel, klik tombol “Accept”. Dengan mengklik tombol “Start Firewall”, PC Anda sudah menjadi sebuah router untuk berbagi koneksi Internet. Mudah, bukan?

TIPS: Bonus Firewall

Tidak lengkap rasanya jika sebuah router tidak dilengkapi dengan pengaman tambahan untuk menangkal serangan yang sangat mungkin datang dari sisi Internet. Untungnya, Firestarter memang didesain untuk mengamankan PC yang terhubung ke Internet, termasuk klien-kliennya yang terhubung melalui fasilitas Internet Connection Sharing.

Sebenarnya, secara default, Firestarter sudah bekerja sebagai firewall sejak pertama kali diaktifkan. Tetapi setelan default menurut kami masih memiliki banyak lubang yang jika tidak ditutup bukan tidak mungkin bakal ditembus cracker.

Apabila keamanan menjadi prioritas Anda saat berselancar-ria, tidak ada salahnya mengikuti langkah-langkah sederhana berikut.

A. Menghadang Serangan dari Luar

 
1. Buka kembali jendela Preferences di Firestarter. Kali ini pilih “ICMP Filtering” dan aktifkan (centang) opsi “Enable ICMP Filtering”. Abaikan opsi lain di bawahnya jika memang tidak ada fitur lain dari protokol ICMP yang diizinkan diterima PC. Selanjutnya, klik tombol Accept.


2. Kembali ke jendela utama Firestarter, lalu pilih tab “Policy”. Di opsi Editing, pastikan terpilih “Inbound traffic policy” yang artinya kita akan membuat aturan tentang “siapa saja yang boleh mengakses PC atau port dari sisi Internet”. Jika tidak ada port yang boleh diakses dari Internet, maka pastikan daftar “Allow connection from host”, “Allow service”, dan “Forward service” dalam keadaan kosong. Sebaliknya, jika ingin membolehkan sebuah host dari sisi Internet terkoneksi ke router ini, klik kanan area kosong di daftar “Allow connection from host” dan pilih “Add rule”. Kemudian masukkan alamat IP dari host yang diizinkan mengakses router. Jika sudah, jangan lupa klik tombol “Add” dan “Apply”. Cara yang sama bisa dilakukan untuk membolehkan koneksi port/service dari Internet, hanya saja Anda harus bekerja di daftar “Allow service”.

3. Jika sudah, coba tes PC Anda dengan bantuan situs audit keamanan milik Gibson Research (www.grc.com). Bandingkan hasil sebelum dan sesudah konfigurasi dilakukan (lihat apakah Anda mendapat predikat “Passed” pada TruStealth Analysis atau tidak).


B. Membatasi Akses URL Klien

 
Setelah berhasil membatasi akses dari luar, sekarang kita akan membuat batasan terhadap klien yang akan mengakses Internet. Hal ini sangat berguna jika Anda ingin menghemat bandwidth atau mencegah pengguna di bawah umur mengakses situs yang tidak semestinya. Begini cara melakukannya.

1. Dari jendela utama Firestarter, klik tab “Policy” dan ubah dropdown editing menjadi “Outbound traffic policy”. Opsi ini dipakai untuk membatasi akses klien lokal ke Internet atau kebalikan dari “Inbound traffic policy” yang telah kita bahas di atas.

2. Akan muncul dua radio button yang masing masing berisi opsi “Permissive by default, black list traffic” dan “Restrictive by default, whitelist traffic”. Permissive by default digunakan jika Anda ingin mengizinkan semua lalu lintas data dari klien ke Internet dan menggunakan daftar policy untuk memblok alamat, host atau service/port tertentu. Sebaliknya, Restrictive by default digunakan untuk memblok semua lalu lintas data dari klien ke Internet dan menggunakan daftar policy untuk membolehkan akses ke alamat, host atau service/port tertentu. Jika ingin memblokir alamat tertentu saja, pilih Permissive by default.

3. Untuk memerintahkan agar Firestarter memblokir situs tertentu, lakukan dengan mengklik kanan area kosong di daftar “Deny connection to host”, lalu pilih “Add rule”. Masukkan alamat IP atau nama domain (tanpa “http://”) di field “IP, host or network”, lalu klik Add. Jika sudah, jangan lupa mengklik Apply di bagian atas jendela Firestarter. Coba kunjungi alamat yang diblokir tadi menggunakan browser.

sumber: PCplus

Bikin Server di rumah

PC lama di pojok ruangan itu berdebu sudah. PC itu sudah lumayan lama menganggur meski sebetulnya masih bisa bekerja dengan baik. Tapi, apa daya, teknologi komponen di situ sudah agak ketinggalan zaman untuk keperluan sekarang.

Akan tetapi, bukan berarti PC itu dianggurkan. Daripada tidak terpakai, buat saja PC itu nebjadi sebuah server. Biar lebih mantap lagi, PC itu dijadikan server untuk sebuah jaringan nirkabel di rumah.

Peralatan yang Anda butuhkan adalah kartu jaringan — kalau ada PC yang belum punya kartu jaringan. Alat lainnya adalah access point. Kalau Anda ingin berbagi koneksi internet, tentu saja Anda harus punya modem. Siapkan pula kabel jaringan (RJ45).

Oya. PCplus menggunakan Windows XP untuk pengaturan. Langsung saja ikuti langkah-langkah berikut.

Atur Access Point
1. Pastikan kartu jaringan sudah terpasang pada PC zadul — yang berikutnya akan disebut “server”. Nyalakan access point lalu hubungkan access point ke server dengan kabel jaringan. Pilih salah satu port LAN (kalau ada beberapa port LAN).

2. Pastikan pula kalau pengaturan jaringan lokal di Internet Protocol (TCP/IP) Properties untuk pemilihan alamat IP diatur pada [Obtain an IP address automatically). Begitu pula pengaturan pada server DNS, pilih [Obtain DNS server address automatically].

3. Buka buku (atau file dalam CD) petunjuk penggunaan access point Anda. Cari tahu alamat IP default access point. Access point yang PCplus gunakan memiliki alamat 192.168.1.1. Ketikkan alamat yang Anda dapat itu di browser. Di halaman yang muncul, lakukan login. Password-nya? Lagi-lagi rujuk buku petunjuk penggunaan.

4. Setelah login, masuklah ke bagian pengaturan dasar. Tentukan SSID atau boleh pula disebut sebagai nama jaringan. SSID milik PCplus diberi nama “PCPLUS”.

5. Selanjutnya, atur keamanan jaringan. Carilah bagian yang digunakan untuk itu. Tentukan mode autentifikasi. PCplus memilih WAP. Isikan key-nya. Key ini harus dimasukkan oleh setiap perangkat yang terhubung ke jaringan.

6. Karena access point ini juga akan membagikan koneksi internet ke dalam jaringan, jangan lupa untuk mengaktifkan NAT (Network Address Translation).

7. Tutup browser.

8. Klik kanan pada [My Computer] lalu klik [Properties]. Klik [Computer Name]. Klik [Change]. Lalu isikan “Computer name” dengan “server” dan Workgroup dengan nama “HOME” (tanpa tanda kutip). Semua nama Workgroup pada perangkat yang tercolok harus “HOME” pula. Mumpung ingat, lakukan langkah ke-8 ini pada semua komputer yang akan terhubung ke jaringan.

Berbagi File
1. Balik lagi ke server. Letakkan semua file yang hendak dibagi ke dalam sebuah folder dan sub folder. Misalnya begini. Ada folder bernama “Media”. Di dalam folder media itu ada sub folder “Foto”, “Film”, dan “Lagu”. Share folder “Media”. Caranya, buat yang belum tahu, klik kanan pada folder, lalu klik [Sharing and Security].

2. Pada kotak yang muncul, kalau Anda belum pernah melakukan membagi-pakai folder, muncullah sebuah teks. Klik teks itu. Pada tampilan berikutnya, klik [If you understand the security risk but…]. Lalu pilih [Just enable file sharing]. Klik [OK]. Klik [Share this folder on the network]. Isikan “Share name” dengan “Media”—tanpa tanda kutip. Aktifkan [Allow network users to change my files]. Klik [OK].

3. Sekarang, pergi ke komputer klien, komputer lain yang bukan server. Klik tombol [Start] lalu klik kanan pada [My Computer] dan klik [Map Network Drive]. Pada kotak yang muncul, pilih huruf drive. Klik [Browse]. Cari nama komputer server dan pilih folder “Media” yang tadi di-share. Klik [OK]. Pilih [Reconnect at logon]. Klik [Finish]. Siplah. Server sudah bisa diakses.

Berbagi Printer
1. Colokkan printer ke server. Tentu saja jangan lupa instal driver-nya. Setelah itu, buka Control Panel. Buka Printer and Faxes. Klik kanan pada printer yang hendak dibagi.

2. Pada kotak yang muncul, pilih [Share this printer]. Isikan “Share name” dengan “Printer” (lagi-lagi enggak usah pakai tanda kutip). Klik [OK].

3. Di komputer klien, juga buka Printer and Faxes yang ada pada Control Panel. Klik [Add Printer] pada menu yang ada di kiri. Klik [Next] pada wizard yang muncul. Pilih [A Network Printer] pada jendela wizard berikutnya. Klik [Next]. Pilih [Browse Printer], lalu klik [Next]. Pilih komputer server pada daftar. Klik [Next]. Pada kotak yang muncul, klik [Yes]. Pilih [Yes] lalu klik [Next] pada kotak berikutnya. Klik [Finish].

Berbagi Koneksi Internet
1. Colok modem ke access point pada bagian WAN.

2. Buka lagi alamat IP access point dengan browser untuk melakukan pengaturan. Pada bagian pengaturan WAN, pastikan DHCP terpilih sebagai tipe koneksi internet. Simpan semua pengaturan.

3. Access point sudah bisa dilepas dari server.


Selamat mencoba.bro

Bebaskan Firefox dari Skrip Jahat



Banyak orang beranggapan Mozilla Firefox itu merupakan browser paling aman. Apalagi dengan adanya dukungan dari komunitas open source yang cukup besar, lubang-lubang keamanan yang muncul dapat segera dibenahi. Itu yang menyebabkan browser berlambang rubah api ini menjadi favorit.

Lalu muncul anggapan di pengguna awam yang berpendapat bahwa dengan hanya bermodalkan browser apik ini komputer akan aman dari serangan hacker. Padahal belum tentu. Kalau mau aman —tapi tak 100% aman —antivirus, antispyware, firewall, dan alat perang lainnya harus dipasang.

NoScript adalah salah satu ekstensi Firefox yang bisa digunakan untuk mengamankan browser. Ekstensi yang dapat diunduh gratis dari situs www.noscript.net ini bisa diandalkan untuk memblokir segala jenis skrip (khususnya JavaScript) yang ditanamkan dalam sebuah situs web.

Setelah di-instal, aturlah NoScript dengan cara mengklik kanan pada jendela Firefox, lalu pilih menu [NoScript] > [Options…]. Pada tab [General] yang terbuka, berikan wildcard terhadap situs-situs yang sudah bisa dipastikan keamanannya.

Jika kedapatan sebuah skrip dalam sebuah situs, NoScript ini akan memberitahukannya dengan memunculkan pesan seperti ini: “Scripts Currently Forbidden”. Jika dirasa tidak membahayakan, klik [Options] > [Temporarily allow file://] atau [Options…] > [Allow file://] untuk membolehkan skrip sejenis ini berjalan secara terus-menerus.

10 Tips Mencegah Serangan Phising

Serangan phising atau jerat dunia maya belakangan ini menyerang pengguna Facebook. Satu-satunya cara mengatasi serangan yang memanfaatkan celah kelemahan sosial pengguna adalah dengan melakukan sikap hati-hati.
Dalam serangan tersebut penyebar phising berusaha mengambil alih akun Facebook dengan mengirimkan link halaman website palsu yang tampilannya benar-benar mirip Facebook. Bergitu pengguna Facebook terjebak dan dengan sukarela memasukkan nama Logon dan Password, otomatis informasi tersebut akan masuk ke data si penjahat dan akan dimanfaatkan untuk kepentingannya sendiri seperti menyebar spam alias iklan sampah ke akun-akun lain yang saling terkait.
Kaspersky lab memperkirakan distribusi kode jahat melalui situs jejaring sosial ini 10 kali lebih efektif menginfeksi dibandingkan dengan penyebaran melalui email. Sebab, pengguna internet jauh lebih tertarik untuk mengklik sebuah link yang diterima dari teman mereka, dibandingkan link dari pesan spam yang random.
"Tetap waspada dan lakukan tindakan pencegahan yang tepat merupakan kunci untuk tidak masuk ke dalam perangkap mereka," ujar David Emm, anggota dari Tim Penelitian dan Analisa Global Kaspersky Lab.

Berikut 10 tips Kaspersky Lab untuk mencegah dari serangan phising :

  1. Untuk situs sosial seperti Facebook, buat bookmark untuk halaman login atau mengetik URL www.facebook.com secara langsung di browser address bar.
  2. Jangan mengklik link pada pesan email.
  3. Hanya mengetik data rahasia pada website yang aman.
  4. Mengecek akun bank Anda secara regular dan melaporkan apapun yang mencurigakan kepada bank Anda.
  5. Kenali tanda giveaway yang ada dalam email 
  6. Menginstall software untuk kemanan internet dan tetap mengupdate Antivirus.
  7. Menginstall Patch keamanan.
  8. Waspada terhadap email dan pesan instan yang tidak diminta.
  9. Berhati-hati ketika login yang meminta hak Administrator. Cermati alamat URL-nya yang ada di address bar.
  10. Back up data anda.