Minggu, 13 September 2009

Arti dari Client Server

Client Server
Diawal perkembangannya perangkat komputer adalah barang yang mahal dan mewah. Pengembangan dan pengoperasiannya rumit dan terpusat. Namun seiring dengan berjalannya waktu yang tadinya proses tersentralisasi dikembangakan menjadi proses terdistribusi sampai pada end user . Hal ini sangat dipengaruhi oleh adanya perkembangan teknologi LAN ( Local Area Network ) di pertengahan tahun 1980 an.

Dengan LAN sebuah PC dapat melakukan komunikasi satu dengan lainnya dan dapat saling berbagi resource baik perangkat keras ataupun database . LAN mampu memberikan interkonektivitas yang tidak pernah ada sebelumnya. Untuk dapat melakukan hal tersebut dibutuhkan sebuah komputer pemproses yang memfasilitasi dan melayani proses sharing semua resource yang ada. Perangkat ini disebut dengan Server .

Untuk melakukan Sharing File biasanya dibutuhkan sebuah File Server begitu juga untuk sharing Printer dibutuhkan sebuah Printer Server. Namun ternyata hal seperti ini belumlah cukup. Jumlah PC yang bertambah dengan sangat cepat seiring dengan berkembangnya sebuah organisasi. Jumlah end user dan client juga bertambah banyak. Kebutuhan akan perangkat menjadi bertambah pula, tidak hanya membutuhkan sebuah printer server, juga dibutuhkan server-server lainnya seperti server pengolahan gambar, server pengolahan suara, dan lainnya. Server-server ini dengan database dan applikasinya harus dapat diakses oleh beberapa PC, ataupun diakses oleh sebuah komputer mainframe melalui sebuah LAN. Sistem seperti ini disebut Sistem Client Server seperti digambarkan pada Gambar dibawah ini.


Komponen dan Fungsi Sistem Client Server

Gambaran umum konfigurasi Client Server diperlihatkan pada gambar 2. Dengan pendekatan Client Server setiap PC dapat melakukan secara independen sebuah pemrosesan lokal dan mensharing perangkat enterprise melalui LAN. Untuk kasus yang lebih luas kemampuan akses dapat dilakukan melalui MAN ( Metropolita Area Network ) atau WAN ( Wide Area Network ). Sebuah database dan program applikasi enterprise misalnya diletakan pada sebuah server dimana setiap end user dapat melakukan akses melalui Client Processo r, LAN dan Server.


User

User disini adalah end user yang mengakses client untuk mendapatkan sebuah layanan. End user bisa saja seorang manager perusahaan, professional, karyawan di sebuah perusahaan, atau pelanggan. Ada timbul sedikit kerancuan. Pelanggan dalam sebuah bisnis atau perdagangan disebut dengan client , tapi client ini adalah manusia, jangan dibingungkan dengan istilah client pada pemrosesan komputer. Dapat kita katakan sebuah user atau end user adalah ketika melakukan proses akhir menggunakan sistem client server.


Client

Client dapat berupa sebuah pemproses yang powerful atau dapat juga berupa terminal tua dengan kemampuan proses yang terbatas. Secara mendasar client adalah sebuah PC dengan sistem operasinya sendiri. Sebagian besar pemrosesan banyak dilakukan di sebuah server dimana bagian-bagian dalam lingkup pekerjaannya ditentukan oleh program komputer, inilah yang menyebabkan sistem client server berbeda dengan sistem transaksi tradisional. Sistem client server memungkinkan sebuah teknologi dan applikasinya digunakan bersamaan.

Applikasi disini termasuk didalamnya adalah pemroses pesan seperti e-mail, pemproses file lokal seperti DBMS untuk browsing dan penghitungan, atau sharing resource seperti sistem image processing, sistem optical character, sistem advance grafic processing, plotter warna, atau sebuah printer. Perangkat-perangkat ini bisa saja berasal dari berbagai vendor yang ada.

Untuk memfasilitasi query pemprosesan dari client, sebagian besar sistem client server menggunkaan Structured Query Language (SQL) yang merupakan struktur bahasa tingkat tinggi. SQL dengan database relationalnya adalah standar de facto untuk hampir sebagian besar sistem client server. Salah satu komponen terpenting sistem client server adalah User Interface (UI), yang digunakan user untuk berkomunikasi. Bagi user yang seorang programmer, UI tidak mesti user friendly, tapi untuk end user yang bukan programmer sangat dibutuhkan UI yang user friendly. Dibutuhkan Graphical User Interface (GUI) untuk end user karena GUI menampilkan grafis untuk melakukan akses dengan icon-icon tanpa perlu memasukan perintah pemrograman. Kedepannya GUI tidak hanya digunakan untuk menggantikan akses perintah pemprograman tapi juga digunakan untuk grafik, voice, video, animasi, untuk selanjutnya menjadi sebuah teminal multimedia.



Network dan Transmisi

Server dan client dapat terkoneksi dengan sebuah media transmisi. Media transmisi ini dapat berupa kabel, wireless, atau fiber. Dengan media ini memungkinkan sebuah perusahaan untuk melakukan enterprice network lebih besar dalam sebuah workgroup atau departemen. Untuk itu dibutuhkan interoperability sebagai contoh operasi dan pertukaran informasi yang heterogen melalui berbagai perangkat software dalam jaringan. Esensinya adalah keterbukaan dalam melakukan pertukaran baik komponen dan software yang berasal dari vendor yang berbeda-beda. Dengan interoperability baik vendor dan customer akan mendapatkan keuntungan.

Interoperability memberikan dampak pada arsitektur jaringan. Awal sebuah arsitektur jaringan adalah SNA namun arsitektur ini bersifar proprietary dan tidak terbuka dengan vendor lainnya. Kemudian sebagian besar orang beralih ke OSI yang di standarkan oleh ISO ( International Standards Organization ). OSI banyak di gunakan di Eropa namun kurang berkembang di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat muncul TCP/IP yang kemudian di dukung oleh Unix User Group.


Servers

Konektivitas adalah hal yang terpenting namun bukan satu-satunya faktor untuk mendapatkan efisiensi dan efektivitas sharing resource yang dimiliki. Dibutuhkan sebuah perangkat yang memiliki kemampuan mengontrol software, menjalankan program applikasi, dan mengakses database dengan mudah dan cepat. Untuk itulah diperlukan sebuah Server. Sebuah Server harus mendukung spesifikasi yang mendukung resource sharing seperti Network Server Operating System, Multiple User Interface, GUI ( Graphic User Interface ), dialog oriented cleint – server languange seperti SQL dan database arsitektur. Saat ini resuorce bisa tersebar secara spasial tidak hanya berada dalam batasan sebuah negara namun sudah antar negara yang membutuhkan interkoneksi yang tinggi.

Beberapa software dapat diperoleh dari vendor atau software house. Software tersebut bisa bersifat mainframe centric (sentral) atau PC server centric. Namun selain semua hal yang tersedia pada paket software tersebut tetap dibutuhkan in house sofware development. Juga perlu untuk mengintegrasikan sistem client server dengan sistem informasi yang telah ada dan menggunakan sistem tersebut tidak hanya sebagai end user tapi juga bekerja diantara group end user.

Server melakukan pemprosesan mirip dengan pemrosesan yang ada disisi client. Namun ada sedikit perbedaan, biasanya sebuah server tidak mempunyai User Interface karena didesain untuk networking, memproses database dan memproses applikasi. Pembeda antara pemrosesan client dan server ada pada tanggungjawab dan fungsi dari pemrosesan yang dilakukan. Sebagai contoh sebuah server dapat bertindak sebagai repository dan penyimpanan informasi dalam kasus pada file server. Tipe dari Server tergantung pada kebutuhan dan tujuan sistem. Dalam beberapa kasus sebuah server harus mampu melakukan multitaskting (membentuk multi fungsi secara simultan), menggunakan multiple operating system, lebih portable, memiliki skalabilitas, dan memiliki waktu respon yang cepat untuk melakukan teleprosesing . Dengan kapabilitas seperti itu menjadikan server memiliki harga yang relatif mahal. Penyebab mahalnya harga server adalah :

1. Network Management
2. Gateway function termasuk akses keluar dan e-mail publik
3. Penyimpanan
4. File Sharing
5. Batch processing
6. Bulletin Board access
7. Facsimile transmission


Pemrosesan Database

Beberapa prinsip pemrosesan data pada server termasuk didalamnya adalah integritas, sekuriti, dan recovery data. Enterprise data yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan membutuhkan sebuah integrasi, pengaksesan data yang di kendalikan dan kelola dengan securiti yang baik, dan recovery data dapat dilakukan jika terjadi kegagalan sistem.

Beberapa data management dilakukan secara otomatis. Biasanya dilakukan oleh DBMS yang berada di Server yang mengontrol akses diantara pemprosesan multiple sistem dan mengintegrasikan akses data melalui network management.


Pemrosesan Applikasi

Data digunakan oleh program applikasi yang mana sebagian besarnya berada di server. Ada beberapa applikasi client server yang disediakan oleh vendor. Tools applikasi ini menjadikan pengembangan sistem client-server menjadi lebih kompetitif. Pengembangan applikasi client-server dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni :

* Fungsi pemprosesan didistribusikan diantara client dan server. Porsi dari client dijalankan oleh end user dengan menggunakan bahasa pemrograman database seperti SQL yang memberikan semacam request data dan kemudian mengekstrak data tersebut dari lokasinya dimana semua proses tersebut dikontrol oleh sistem operasi.

* UI dan GUI menjadi lebih sering digunakan karena tingkat kemudahan penggunaan menjadi lebih penting.

* Digunakannya Advance networking seperti LAN

* Code generator juga digunakan, Metodelogi Objeck Oriented akan menambah tingkat penggunan.

* Tools pengembangan seperti SQL Server, FLOWMARK, Progress, ObjectView, Oracle menjadi sangat diperlukan


Ketika sebuah applikasi diproses dan permintaan akan data dilakukan oleh client, maka hasilnya dikirimkan melalui LAN. Hasil dari applikasi tersebut dapat saja dilakukan perubahan bentuk untuk mendapatkan tampilan yang lebih baik. Semuanya ini dilakukan di sisi client oleh end user melalui UI (User Interface)

Jenis Koneksi Internet

Koneksi internet yang digunakan oleh setiap pengguna tentunya berbeda-beda, sesuai kelebihan dan kekuranganya masing-masing. Kalau kita kelompokan, koneksi internet yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu koneksi internet dengan menggunakan kabel dan nirkabel ( wireless ).lebih jelasnya anda bisa membaca tentang pengertian internet.

Koneksi Internet Kabel

Koneksi internet kabel adalah jenis koneksi yang memanfaatkan media kabel sebagai penghantarnya. Koneksi ini juga beragam, baik dari segi biaya maupun kecepatanya. Berikut ini beberapa jenis koneksi internet yang menggunakan media kabel.

Dial-up

Merupakan koneksi internet yang memanfaatkan jalur telpon (telpon rumah), dengan cara menghubungi nomopr telpon khusus agar bisa digunakan untuk berintenetan. Koneksi dial-up memang jauh lebih lambat dibandingkan dengan koneksi internet lainya., kecepatan maksimum yang didapat hanya sekitar 56 Kbps, kecepatan tersebut bahkan bisa lebih parah pada kondisi tertentu, seperti pada siang hari dimana traffic pengguna telpon sedang meningkat, selain itu, biaya koneksinya juga masih relative mahal.

ADSL

ADSL ( Asymmetric Digital Subscriber Line ) merupakan koneksi internet broadband yang cepat dibandingkan dengan koneksi dial-up,GPRS,Atau CDMA, ADSL/DSL Memiliki kecepatan transfer besar karena menggunakan jalur pita yang lebar.

Teknologi ADSL Memberikan kecepatan transfer data yang berbeda antara proses pengiriman data ( upload ) dan penerimaan data ( download ),untuk meningkatkan keduanya maka digunakan istilah Asymmetric untuk teknologi ini ADSL Mampu mengirimkan data yang besar,yaitu sekitar 1,5 Mbps sampai 8 Mbps untuk downstream (dari sentral ke pelanggan) dan 16 Mbps sampai 640 Kbps untuk arah upstream (dari pelanggan ke sentral).

Internet cabel sebenarnya pada awalnya ditujukan untuk konsumen yang membutuhkan tayangan televise luar negeri yang berkualitas tetapi karena kebutuhan internet juga banyak, maka layanan ini juga menyediakan akses internet.

Teknologi ini bekerja dengan memindahkan sinyal-sinyal radio yang biasa di- broadcast di udara menjadi berbentuk sinyal-sinyal yang dapat dilewatkan didalam bungkusan kabel coaxial.


Koneksi Internet Nirkabel (wireless)

wireless adalah teknologi tanpa kabel, dalam hal ini adalah melakukan hubungan telekomunikasi dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pengganti kabel. Saat ini teknologi wireless berkembang dengan pesat, secara kasat mata dapat dilihat dengan semakin banyaknya pemakaian telepon sellular, selain itu berkembang pula teknologi wireless yang digunakan untuk akses internet.

Wireless LAN menggunakan gelombang elektromagetik (radio dan infra merah) untuk melakukan komunikasi data menyalurkan data dari satu point ke point yang lain tanpa melalui fasilitas fisik. Koneksi ini menggunakan frekuensi tertentu untuk menyalurkan data tersebut, kebanyakan Wireless LAN menggunakan frekuensi 2,4 GHz. Frekuensi inilah yang disebut dengan Industrial, Scientific and Medical Band atau sering disebut ISM Band, seperti telah dijelaskan di atas.

Dalam beberapa produk peralatan ini menggunakan PCMCIA Card dengan kemampuan 11 mbps. Sering terjadi kesalahpahaman di sini. Yang dimaksud dengan 11 mbps di sini adalah kemampuan maksimal Card tersebut untuk melakukan suatu transmisi, bisa dikatakan jumlah maksimal upstream dan downstream alat tersebut. Kemampuan ini tidak selalu dapat berjalan seperti yang disebut 11 mbps tadi, kalau kita hitung paling tidak akan terjadi loss sekitar 50%, jadi alat tersebut mampu mentransmit data 5,5 mbps. Ini bisa dilakukan bila kita menggunakan point-to-point, artinya di kedua sisi menggunakan peralatan yang sama.

Bila sudah melakukan point-to-multipoint, akan terjadi pengurangan yang cukup signifikan, Multipoint disini dapat dianalogikan dengan hub, jadi semakin banyak yang tersambung dengan multipoint tersebut maka akan terjadi penurunan kemampuan transmit data. Dalam suatu alat Multipoint yang menggunakan Wireless LAN 11 mbps atau kadang-kadang disebut Access Point, dapat menampung lebih kurang 32 pengguna perseorangan, tetapi bila yang tersambung adalah suatu jaringan LAN pula, maka akan terjadi penurunan kemampuan paling tidak setengahnya, jadi maksimal suatu Base Transceiver System (BTS) adalah menerima 16 pengguna dari LAN.
Kemampuan ini pun dapat menurun apabila di BTS dilakukan pen'cekek'an bandwidth seperti 128 kbps, maka kemampuan penyaluran data dari BTS itu pun akan berkurang pula.

Definisi dari MTU

Disini Penulis ingin share tengan MTU walaupun dah Basi penulis akan share ke sobat yang pertama definisi
"MTU adalah batasan data maksimum yang dapat dibawa dalam sebuah frame pada lapisan Network Interface dari pemodelan TCP/IP. Layer Network Interface tidak didesain untuk menerima atau mengirim frame yang memuat data lebih dari yang ditetapkan MTU. Sehingga sebuah IP datagram harus lebih kecil atau sama besarnya dengan MTU atau dia tidak bisa di enkapsulasi untuk pengiriman" (Comer, 2001)

selain itu, ada lagi tentang fragmentasi... tinjauan pustakanya begini:

"Agar protokol IP independen dari jaringan fisik (physical network) atau network interface pada pemodelan TCP/IP, proses pemaketan membuat panjang maksimum IP datagram sama dengan MTU yang terpanjang (65.536 byte). Untuk jaringan fisik yang lebih kecil, maka datagram harus dibagi sehingga dapat melewati jaringan. Hal ini disebut fragmentasi (Forouzan, 2003)
Untuk jaringan Ethernet, besarnya MTU adalah 1.500 byte."

nah, pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana sebuah data dikirimkan, misalkan dari satu komputer menuju komputer lain melalui beberapa router.
Bagaimana pemaketanannya? Siapa yang nanti memecah data? berapa data maksimum dalam tiap segmen/paket/frame? bagaimana headernya? bagaimana saat melewati jaringan yang menggunakan teknologi yang berbeda?
dah baca beberapa buku ya.. hehe...

awalnya, dengan melihat definisi dari MTU di atas, chan mengambil kesimpulan, pemecahan data dari komputer source/asal terjadi di lapisan IP... tapi kemudian permasalahannya adalah, lapisan IP tidak menjamin reliabilitas, atau sifat dari IP itu connectionless (cmiiw).. so artinya kalau IP yang memecah paket, maka paket yang terpecah itu nantinya tidak bisa dirangkai kembali, karena IP tidak memiliki mekanisme itu. Maka kemungkinan yang melakukan pemecahan paket itu TCP (layer transport)
Namun, bagaimana dengan definisi dari fragmentasi di atas?
hm... yang dimaksud di sana apabila router harus melewatkan paket dari jaringan-jaringan yang memiliki MTU berbeda, itulah mengapa ada fragmentasi. Sedangkan untuk data awal, apabila ukurannya lebih dari pada MTU pada jaringan asalnya, maka akan dipecah oleh layer transport sesuai MTUnya

Semoga artikel ini bermanfaat bagi sobat yang membacanya

Tips dan trik Setting Koneksi Internet

Salah satu jenis koneksi Internet yang saat ini paling banyak digunakan masyarakat Indonesia adalah koneksi dial-up. Meskipun jenis koneksi ini tidak sehandal beragam koneksi canggih lain, Anda masih bisa mengoptimalkan koneksinya agar lebih tokcer.

Pada Windows 95, nilai standar MTU yang diberikan adalah 1500, yang berarti paket-paket yang bernilai 1500 bytes akan dikirim setiap waktu transfer. Nilai 1500 ini sebenarnya cocok untuk ethernet network (LAN) atau ISDN, tetapi tidak untuk Internet, khususnya dial-up. Banyak router yang digunakan oleh ISP menggunakan nilai 576. Bila ISP yang Anda gunakan menggunakan 576 berarti paket 1500 bytes tersebut akan difragmentasi menjadi 3 paket.

Dengan fragmentasi ini, kecepatan transfer secara keseluruhan akan menurun karena fragmentasi ini akan membuat banyak ruang yang tidak berguna (di paket ketiga). Bila koneksi Anda di bawah 128kbps, disarankan menggunakan nilai 576 ini. Bila koneksi Anda di atas 128kbps maka sebaiknya Anda menggunakan nilai 1500 tersebut.

Cara yang paling baik menentukan apakah nilai yang kita masukkan nantinya sudah benar adalah dengan mencobanya satu per satu dan rasakan peningkatan yang terjadi. Berikut cara mengganti nilai tersebut.
1. Jalankan Registry Editor melalui menu [Start] > [Run] lalu ketikkan regedit.
2. Masuklah ke sub key HKEY_LOCAL_MACHINE-System-CurrentControlSet-Services-Class-NetTrans.
3. Klik [Edit] > [New] > [String Value] untuk membuat data string dengan nama MaxMTU.
4. Klik ganda data tersebut dan isikan nilainya dengan nilai yang Anda yakini tadi, yaitu 576 atau 1500.

Sebenarnya nilai yang dapat digunakan tidak hanya kedua itu, tetapi masih ada lagi, di antaranya 552 (nilai minimum), 1002 (terminal server), dan 2000 (nilai maksimum). Jadi cara terbaik adalah mencobanya.


Komponen lainnya yang dapat Anda optimasi:

1. NDI Cache

Optimasi bisa dilakukan dengan menambah NDI cache dari 16 ke nilai optimalnya yaitu 64, berarti Anda telah mengoptimalkan koneksi Anda. Caranya begini.
Jalankan Registry Editor dan masuklah ke sub key HKEY_LOCAL_MACHINE-System-CurrentControlSet-Services-VxD-NWLink-Ndi-params-cachesize.
Klik ganda data string bernama (default) dan isikan nilainya dengan 64.

2. Nilai Receive Window

RWIN menentukan jumlah data yang akan disiapkan oleh komputer untuk menerima data. Jika nilainya terlalu tinggi, kemungkinan hilangnya data lebih besar bila paket yang dikirim hilang atau rusak ketika ditransfer. Bila nilainya terlalu rendah, akan menghasilkan kualitas transfer (kecepatan) yang buruk.

Secara standar, nilai RWIN ini sebesar 4 kali dari nilai Maximum Segement Size (MSS). Anda dapat mencoba nilai lain, misalnya 6x atau 8x untuk menemukan nilai RWIN terbaik. Lihat proses unduh yang Anda lakukan, apakah lebih baik, sama saja atau lebih buruk.

Nilai RWIN yang lebih besar ini sebaiknya ditujukan untuk mengunduh file yang besar atau mengakses situs web bergrafik banyak. Berikut caranya.
1. Masuklah ke sub key HKEY_LOCAL_MACHINE-System-CurrentControlSet-Services-VxD-MSTCP.
2. Klik ganda data string bernama [DefaultRcvWindow] dan isikan nilainya dengan 6435.
Anda dapat mencoba nilai lain seperti 2144, 3216, 3752, 8192 (default), atau 14472. Sekali lagi mencoba merupakan cara terbaik.


3. Nilai TTL

TTL merupakan kependekan dari Time To Live yang menyatakan durasi paket dapat bertahan “hidup” sebelum akhirnya situs web yang dituju dianggap tidak ada. Nilai default pada Windows 9x/Me adalah 32, sedangkan Windows NT/2000 adalah 128. Semakin besar nilainya, tentunya akan semakin baik. Nilai yang disarankan untuk digunakan adalah 64. Untuk mengeditnya:
1. Masuklah ke sub key HKEY_LOCAL_MACHINE-System-CurrentControlSet-Services-VxD-MSTCP
Buat atau editlah data string yang bernama DefaultTTL dan isikan nilainya dengan 64.


4. Nilai Max Socket dan Max Connect

Dengan meningkatkan nilainya, Anda dapat meningkatkan performa koneksi Internet Anda. Berikut caranya.
1. Masuklah ke sub key HKEY_LOCAL_MACHINE-System-CurrentControlSet-Services-VxD-NWLink-Ndi-params.
2. Untuk mengganti nilai maxsocket, buatlah key baru melalui menu [Edit] > [New] > [Key] dan beri nama maxsockets.
3. Buat data string bernama min dan isikan nilainya dengan 32.
4. Buat data string bernama max dan isikan nilainya dengan 1020.
5. Untuk mengganti nilai maxconnect, masuklah ke sub key ..-params-maxconnect.
6. Buat data string bernama min dan isikan nilainya dengan 2.
7. Buat data string bernama max dan isikan nilainya dengan 128.


5. Seting Auto Discovery

AutoDiscovery merupakan pengaturan yang menyebabkan TCP (Transmission Control Protocol) menemukan MTU terbesar sepanjang jalur ke situs tujuan. Dengan penentuan dan pembatasan ukuran paket, TCP dapat mengurangi pemecahan (fragmentasi) di router sepanjang jalur yang berbeda MTUnya.

Cara terbaik untuk menentukan aktif atau tidaknya AutoDiscovery ini adalah dengan eksperimen. Secara default, Autodiscovery ini diaktifkan. Berikut cara menonaktifkannya.
1. Masuklah ke sub key HKEY_LOCAL_MACHINE-System-CurrentControlSet-Services-VxD-MSTCP.
2. Buatlah data string bernama PMTUDiscovery dan isikan nilainya dengan 0.
Untuk mengaktifkannya kembali, Anda cukup menggantikan nilainya dengan 1 atau menghapus data tersebut.


6. Deteksi Black Hole

Pengaturan ini akan mengaktifkan TCP untuk mendeteksi router BlackHole ketika melakukan MTU AutoDiscovery seperti yang baru saja dijelaskan pada trik sebelumnya. Anda dapat mencoba mengaktifkan atau menonaktifkan fitur ini untuk melihat hasil terbaiknya. Secara default fungsi deteksi ini dinonaktifkan. Berikut cara mengaktifkannya.
1. Masuklah ke sub key HKEY_LOCAL_MACHINE-System-CurrentControlSet-Services-VxD-MSTCP.
2. Buatlah data string bernama PMTUBlackHoleDetect dan isikan nilainya dengan 1.
Untuk menonaktifkannya kembali, Anda cukup mengganti nilainya menjadi 0 atau menghapusnya.


7. Parameter SlowNet

Dampak yang akan Anda rasakan jika mematikan parameter slownet pada koneksi dial-up adalah mengurangi waktu time out. Berikut cara menonaktifkannya.
1. Masuklah ke sub key HKEY_LOCAL_MACHINE-System-CurrentControlSet-Services-Class-Net.
2. Buatlah data binary dengan nama slownet dan isikan nilainya dengan 00.
Untuk mengaktifkannya kembali, ganti nilainya dengan 01.

8. Session Keep Alive

Session Keep Alive menentukan seberapa sering pengiriman paket session keep-alive pada sesi aktifnya, yang menandai bahwa koneksi yang sedang berlangsung masih aktif. Nilai minimumnya adalah 1 menit, sementara nilai default pada Windows Me/9x adalah 1 jam dan 2 jam pada Windows 2000. Nilai yang disarankan adalah 10 menit. Sesi ini berguna ketika ISP yang Anda gunakan sering memutuskan koneksi ketika tidak ada aktivitas dalam jangka waktu yang singkat.
Cara mengaturnya seperti ini.
1. Masuklah ke sub key HKEY_LOCAL_MACHINE-System-CurrentControlSet-Services-VxD-MSTCP.
2. Buat atau editlah data string bernama SessionKeepAlive dan isikan nilainya dengan 600 atau sama dengan 10 menit.


9. Hang Up Timer

Pengaturan ini mengontrol berapa lama ICS (Internet Connection Sharing) Windows 98/Me harus menunggu setelah permintaan terakhir dari klien sebelum menmutuskan koneksi (hang up) modem.

Trik ini berguna jika komputer Anda memiliki koneksi Internet yang dipakai bersama dengan komputer lain, misalnya di kampus, warnet, kantor, dan sebagainya. Nilai default-nya adalah 300 detik. Anda dapat memasukkan nilai lainnya dan pilih nilai terbaik.

Cara melakukan pengeditan seting ini:
1. Masuklah ke sub key HKEY_LOCAL_MACHINE-System-CurrentControlSet-Services-ICSharing-Settings-General.
Buatlah data string bernama hanguptimer dan isikan nilainya dengan seberapa lama yang Anda inginkan, misalnya 300.